Selesai melaksanakan senam pagi Bapak Dahlan Iskan
membagikan cerita dirinya sewaktu kecil.
Bapak Dahlan Iskan hidup di pelosok pedesaan sewaktu masih kecil. Beliau
bahkan tidak punya cita-cita sewaktu kecil. Tapi beliau menganggap jika dirinya
beruntung karena tidak mempunyai cita-cita itu. Karena dengan demikian, saat
berjalan lurus dan menemukan tembok membentang,
penulis buku “Ganti Hati” ini dapat berbelok dan mencari jalan lain.
“Zaman sekarang sudah berbeda dengan masa saya dulu.
Saat sekarang, seseorang harus punya cita-cita, namun cita-cita tersebut
haruslah realistis dan logis.” Komentar Bapak Dahlan Iskan lagi. “Saya di sini
dalam posisi tidak memberi nasihat. Seperti yang sudah saya tekankan, masa muda
saya berbeda dengan masa muda Anda. Perbedaannya ini sangatlah jauh. Jadi jika
saya diminta memberi nasihat lebih jauh, rasanya tidak akan sesuai lagi.
Intinya, teruskan saja cita-cita kalian.”
Saat topik mulai berpindah membicarakan tentang
kesuksesan. Bapak Dahlan Iskan juga memberikan pendapatnya lagi tentang arti
kesuksesan. “Apakah sukses itu? Apakah semua orang kaya bisa sukses? Tujuan
hidup itu pada dasarnya adalah untuk bahagia jadi yang dituju itu adalah
bahagia. Bahagia lewat kaya lebih baik daripada bahagia lewat miskin, tapi
belum tentu orang kaya lebih berbahagia daripada orang miskin. Kalau logika,
etika, estetika dan kenistika terpenuhi, maka kita akan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar